Aino Indonesia

Kota Jababeka terus berkembang semakin baik dari tahun ke tahun. Dengan total luas wilayah 5600 hektar, Kawasan Industri Jababeka yang berlokasi di Cikarang, Kabupaten Bekasi saat ini telah dinobatkan sebagai kawasan industri terbesar di Asia Tenggara dengan memiliki lebih dari 1800 perusahaan multinasional dari 32 negara dengan total 730.000 pekerja dan 10.000 ekspatriat. Selain kawasan industri, Kota Jababeka memiliki juga kawasan perumahan dengan total penduduk 1 juta orang. Berbagai jaringan infrastruktur seperti listrik, air bersih, air limbah, gas, dan telekomunikasi pun telah tersedia untuk mendukung seluruh kegiatan masyarakat di Kota Jababeka. Sebagai kota mandiri yang terus berkembang, Kota Jababeka saat ini telah bertransformasi dari kawasan Industri pada awal berdirinya, kemudian menjadi kota Terpadu diawal tahun 2000, lalu menjadi City Developer diawal 2010an dan akan terus berlanjut menuju Kota Cerdas Jababeka.

Pengertian kota cerdas sendiri adalah kota yang dapat mengelola sumber dayanya, termasuk sumber daya alam dan manusia sehingga dapat mewujudkan kota yang aman, nyaman dan berkelanjutan bagi seluruh warganya. Untuk menjadi kota cerdas, sebuah kota harus memiliki berbagai indikator utama yang terintegrasi dan saling mendukung yaitu, Smart Economy, Smart Infrastucture, Smart Citizen, Smart Government, Smart Environment, Smart Mobility, dan Smart Health.

Dengan semakin kompleksnya masalah perkotaan yang terjadi di Kota Jababeka, penerapan Kota Cerdas memerlukan komitmen dan kolaborasi dari berbagai pihak. Sebagai langkah awal perwujudan kota cerdas, sebagai komitment Jababeka dalam mengembangkan Smart Infrastructure, Kota Jababeka telah melaksanakan pembangunan infrastruktur fisik yang terpadu di seluruh kawasan. Saat ini, infrastruktur telekomunikasi yang dimiliki oleh Kota Jababeka adalah berupa jaringan backbone fiber optik telah dibangun melingkupi seluruh kota. Jaringan fiber optik merupakan tulang punggung penerapan kota cerdas yang memungkinkan seluruh sistem pada suatu kota terkoneksi dan terintegrasi. Jaringan fiber optik tersebut ditempatkan dibawah tanah dan dapat digunakan oleh berbagai penyedia layanan telekomunikasi untuk menyediakan layanan mereka kepada masyarakat tanpa perlu melakukan bongkar pasang lahan yang berulang-ulang. Selain itu, layanan Wireless Fidelity (WiFi) berbasis fiber optik pun telah tersedia dan segera dapat digunakan secara gratis oleh masyarakat di Kota Jababeka.

Selain dengan pembangunan infrastruktur, berkaitan dengan Smart Community dimana terdapat interaksi antar masyarakat di kota dan interaksi antara masyarakat dengan pengelola kota (government/estate management), strategi langkah yang dilakukan Jababeka adalah dengan pembangunan berbagai aplikasi yang bertujuan untuk community interaction, menyelesaikan permasalahan kota dan memudahkan pelayanan masyarakat. Saat ini sedang dikembangkan sebuah aplikasi yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk berinteraksi dengan pengelola kota, memberikan apresiasi terhadap layanan kota, serta sebagai sarana akses informasi di seluruh wilayah kota terkait dengan event promo dan discount oleh merchant di kota Jababeka. Kedepannya, aplikasi yang saat ini telah berjalan akan terkoneksi dan terintegrasi dengan aplikasi lainnya dalam sebuah platform kota cerdas.

Langkah selanjutnya yang dilakukan Jababeka dalam pewujudan dan merupakan salah satu topik pembangunan Kota Cerdas Jababeka pada saat ini adalah aspek Smart Economy dan fokus pada bidang financial technology (Fintech). Salah satu benefit dari penerapan Fintech adalah kemudahan bertransaksi sebagai inisisasi dari Smart Economy development. Jababeka tahun ini berencana menjadikan beberapa titik-titik kuliner di kota Jababeka sebagai cashless area yang diharapkan memberikan kemudahan, kenyamanan dan keamanan bertransaksi baik bagi para pengunjung, maupun pelaku usaha, dimana titik-titik kuliner tersebut juga akan memiliki fasilitas free wifi berkecepatan tinggi.

Selanjutnya komponen-komponen kota cerdas tersebut di atas akan diintegrasikan di dalam sebuah ekosistem platform, sehingga masing-masing komponen tersebut dapat beriteraksi satu sama lain dan saling mendukung. Yang harus diingat, dalam sebuah kota cerdas, fungsi dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah sebagai enabler, yang diutamakan tetap manusianya
Komitmen Kota Jababeka untuk mewujudkan pembangunan kota cerdas tidak hanya dilakukan di satu lokasi di Cikarang saja. Dengan visi pembangunan 100 kota-kota baru di Indonesia, keberhasilan penerapan Kota Cerdas Jababeka pun akan diduplikasi dan dilakukan di kota-kota lainnya. Sampai dengan saat ini, Jababeka telah membangun kota mandiri yang berlokasi di Cikarang, Tanjung Lesung, Kendal, Magelang, dan Morotai. Jababeka akan terus berupaya untuk mengembangkan Kota Cerdas yang mampu mendukung penghidupan yang lebih baik bagi masyarakat Indonesia.